Kamis, 18 Februari 2016

Pemerintah Kota Surakarta Berikan Penghargaan Pada Hari Jadi Kota Solo


Upacara Bendera memperingati Hari Jadi Kota Solo yang ke 271 di Stadion Sriwedari yang dilaksanakan hari ini Kamis, 18 Februari 2016. Dalam kesempatan ini Pemkot Surakarta memberikan penghargaan Kelurahan Bebas Penyakit DBD kepada 7 kelurahan di Kota Surakarta, yaitu Kelurahan Laweyan, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kelurahan Kepatihan Wetan dan Kelurahan Ketelan.
Dalam kesempatan ini, Walikota Surakarta juga menyampaikan penghargaan kepada 3 pengusaha yang melestarikan kebudayaan tradisional Kota Solo, antara lain Ediyem diberi penghargaan dalam melestarikan makanan tradisional khas Solo melalui “Tengkleng Klewer Bu Edi”, Margono S, Sn diberi penghargaan dalam mengembangkan industri kecil dan menengah melalui “Sanggar Wayang Gogon” serta Gunawan Kurnia Pribadi yang diberi penghargaan dalam melestarikan budaya mengembangkan inovasi dan kreativitas desain batik dan tekstil melalui “Batik Gunawan Desain”

Sumber :
Surakarta.go.id

Sabtu, 13 Februari 2016

Jembatan Baru Antara Laweyan dengan Pajang

Kawasan Laweyan dan Pajang bakal segera memiliki jembatan penghubung baru. Usai peninjauan Komisi II DPRD Kota Surakarta, lokasi pembangunan jembatan yang tepat berada di atas Sungai Premulung tersebut dianggap layak secara teknis dan non teknis.
Proses lelang pembangunan dengan anggaran APBD senilai Rp 2,9 miliar itu ditargetkan rampung pada April mendatang. Sekretaris Komisi II DPRD Kota Surakarta, Supriyanto mengatakan, jembatan tersebut nantikan amat strategis guna menunjang pengembangan sentra batik di kawasan sekitar.
Di sisi lain, jembatan tersebut dinilai dapat mencairkan aspek ego sentral yang menghambat perkembangan ekonomi masyarakat. Sebagaimana diketahui, persoalan ego sektoral itu pula yang sempat menjadi hambatan rencana pembangunan pada 2015 lalu.
“Jembatan bukan hanya sekedar dibangun, namun untuk mengembangkan perekonomian Laweyan dan Pajang sekaligus aspek lain untuk mencairkan persoalan ego sektoral yang selama ini ada,” ujar Supriyanto kepada wartawan usai melalukan peninjauan lokasi, kemarin.
Secara teknis, jembatan tersebut diproyeksikan memiliki panjang 16 meter dan lebar 6 meter. Konstruksinya menggenukan beton bertulang dan berbentuk melengkung. Sentuhan berupa ornamen khas batik Laweyan pun bakal menghiasi fisik jembatan tersebut.
“Selain dari kedua aspek tadi, jembatan itu nanti akan mempertimbangkan akses pengembangan pariwisata,” sebut Supriyanto.
Sementara itu, Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Surakarta, Joko Supriyanto mengatakan, secara fisik jembatan tersebut bakal menyesuaikan kearifan lokal.
“Ada penambahan aksentuasi Pajang dan Laweyan, kemudian secara makro untuk kota Solo. Baru kali ini kita berani mencoba kawasan cluster ekonomi kreatif,” ucapnya.
Sesuai dengan instruksi Balai Besar Wilayah SungaiBengawan Solo (BBANS), desain jembatan Sayangan tersebut diharapkan tidak mengurangi ruas penampung basah. Guna mendukung keberadaan jembatan, direncanakan adanya perkuatan talud.
“Kita sudah kirim surat kepada Kementerian melalui Balai Besar agar ada penanganan talud di Sungai Premulung ini,” jelasnya.
Sumber : http://joglosemar.co/